Penulis : Stalis Norma Ethica.
Lahir di Surabaya tanggal 23 Desember 1976. Beliau mendapat gelar S1 dan S2 dari jurusan Kimia FMIPA UGM dengan beasiwa master dari ASEA UNINET – AIC (Austria-Indonesia Center for Computational Chemistry) tahun 2000-2002. Gelar Doktor (S3) Bioteknologi diterima dari UGM tahun 2014. Sejak tahun 2016 hingga saat ini berstatus menjadi dosen di Program Studi D3 dan S2 Teknologi/ Sains Laboratorium Medis, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan (FIKKES) Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS).
Opini
Penulis : Suherman.
Penulis lahir di Pemalang pada 16 September 1980. Menamatkan pendidikan SD hingga SMA di Pemalang-Jawa Tengah sampai tahun 1999 dan menempuh S.1 nya di Universitas Gadjah Mada. Sejak 2006, tercatat sebagai dosen di Departemen Kimia FMIPA UGM dengan minat penelitian dan pengajaran di bidang lingkungan (analisis, remediasi, toksikologi dan kebijakan/pengelolaan lingkungan). Email : suherman.mipa[at]ugm.ac.id.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memberikan anugrah Piala Adipura kepada 146 kabupaten/kota di seluruh Indonesia pada Senin, 14 Januari 2019 lalu. Penghargaan Adipura ini meliputi 1 Adipura Kencana, 119 Adipura, 10 Sertifikat Adipura, 5 Plakat Adipura dan 11 penghargaan untuk kinerja pengurangan sampah bagi kabupaten/kota. Penghargaan yang langsung diberikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla tersebut terasa istimewa mengingat piala tahun ini diberikan sebagai apresiasi untuk kinerja pemerintah daerah dan kota sepanjang tahun 2018 dengan jumlah lebih dari seratus kota di Indonesia yang mendapatkan penghargaan.
Penulis : Chairil Anwar
Penulis adalah Profesor / Guru Besar dalam bidang kimia yang menekuni bidang Kimia Organik di Departemen Kimia FMIPA UGM.
Isu plastik kembali mengemuka ketika seekor paus sperma sepanjang 9,5 meter di perairan pulau Kapota, Kabupaten Wakatobi, Sultra, ditemukan mati pada pertengahan Nopember 2018. Yang memilukan karena di dalam perut paus ada 5,9 kg sampah plastik yang terdiri dari ribuan tali rafia, ratusan gelas plastik, hingga sandal jepit, dan sampah plastik lainnya. Ternyata Indonesia, merupakan penyumbang sampah plastik no 2 di dunia yang dibuang ke laut. Berdasarkan data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/ tahun. Sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Kantong plastik yang terbuang ke lingkungan (daratan) sekitar 10 miliar lembar per tahun atau 85.000 ton kantong plastik.
Penulis mahasiswa S1 Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada, Indonesia. Penulis merupakan kontributor lepas untuk majalah pendidikan online Majalah 1000 guru semenjak 2015. Penulis mengerjakan penelitian untuk tugas akhir pendidikan sarjana di Laboratorium Kimia Organik dan Austrian-Indonesian Centre (AIC) for Computational Chemistry Departemen Kimia FMIPA UGM. Kontak: alfiyahviny(at)gmail(dot)com
Ars sine scientia nihil est. / Art without knowledge is nothing.