Departemen Kimia FMIPA UGM kembali mencatatkan capaian luar biasa di kancah global. Dr. rer. nat. Niko Prasetyo, staf Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Kimia, FMIPA UGM, berhasil mempublikasikan dua artikel ilmiah kelas dunia hasil kolaborasi dengan Prof. Susumu Kitagawa dari Kyoto University, yang baru-baru ini diumumkan sebagai peraih Hadiah Nobel Kimia 2025.
Prestasi ini menjadi sorotan utama komunitas ilmiah Indonesia. Kedua publikasi yang melibatkan Dr. Niko Prasetyo, yang merupakan hasil dari kegiatan Post-Doctoral di Kyoto University, berfokus pada pengembangan material Porous Coordination Polymers (PCPs), atau yang dikenal luas sebagai Metal-Organic Frameworks (MOFs).
Salah satu riset kolaboratif ini (termuat dalam Angewandte Chemie International Edition, Q1) membahas metode penyerapan (adsorpsi) selektif untuk memisahkan parafin dari olefin menggunakan MOFs super-hidrofobik. Penelitian lainnya (dimuat dalam Chemistry – An Asian Journal, Q2) berfokus pada rekayasa kelompok Trifluoromethyl dalam PCPs untuk meningkatkan stabilitas dan mengatur ukuran pori demi pemisahan isomer heksana.
Kedua riset tersebut menawarkan solusi inovatif untuk tantangan industri petrokimia yang selama ini sangat bergantung pada metode distilasi konvensional yang terkenal boros energi.
Kolaborasi riset ini memiliki dampak krusial dalam mendukung pencapaian beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs): a. SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Riset ini secara langsung bertujuan menciptakan teknologi pemisahan yang lebih efisien dan hemat energi untuk industri kimia dan petrokimia. Dengan menggantikan proses distilasi yang intensif energi, pengembangan material MOFs ini mendorong industrialisasi berkelanjutan dan inovasi infrastruktur global. Hal ini merupakan kontribusi fundamental dalam mengurangi jejak karbon industri. b. SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Capaian Dr. Niko Prasetyo merupakan bukti konkret keberhasilan kemitraan internasional antara institusi Indonesia (UGM) dan institusi riset terkemuka di dunia (Kyoto University), bahkan dengan seorang peraih Hadiah Nobel. Kemitraan ini memastikan transfer pengetahuan, penguatan kapasitas riset, dan memperluas jejaring global untuk bersama-sama menemukan solusi bagi tantangan dunia. c. SDG 7: Energi Bersih dan Terjangkau. Pengembangan proses pemisahan yang jauh lebih efisien dibandingkan metode distilasi tradisional akan secara signifikan mengurangi kebutuhan energi di sektor industri, secara tidak langsung mendukung transisi ke sistem energi yang lebih berkelanjutan.
Pencapaian ini diharapkan tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Lab Kimia Fisika Departemen Kimia FMIPA UGM, tetapi juga menjadi motivasi bagi seluruh sivitas akademika UGM untuk terus memperkuat jejaring internasional dan melahirkan karya-karya kolaboratif yang membawa dampak positif pada skala global.
Penulis : Mokhammad Fajar Pradipta
Editor : Mokhammad Fajar Pradipta