Guru Besar baru lahir dari rahim Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam sebuah pidato pengukuhan yang berlangsung khidmat di Balai Senat UGM, Prof. Dr. Suyanta, M.Si., dari Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM, resmi dikukuhkan sebagai guru besar pada hari selasa, tanggal 6 Agustus 2024. Dalam pidatonya yang berjudul “Silika Mesopori MCM-41: Perkembangan Riset dan Aplikasinya”, Prof. Suyanta mengupas tuntas potensi besar dari material silika mesopori MCM-41 dalam berbagai bidang.
Prestasi
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) resmi menjalin kerja sama dengan beberapa program studi di Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) pada tanggal 3 Agustus 2024. Penandatanganan Implementasi Kerja Sama (IK) ini dilakukan antara Prof. Dr.rer.nat. Nurul Hidayat Aprilita, M.Si. mewakili Departemen Kimia UGM, dengan Rinto M.Pd (Kaprodi Pendidikan IPA), Budi Susanto S.Si. M.Sc (Kaprodi Teknik Industri), dan Dr. Indah Karina Y. S.Si. M.Si (Kaprodi Pendidikan Kimia) mewakili UMC. Acara ini berlangsung di Jl. Tuparev No.70, Kedungjaya, Kec. Kedawung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) resmi menjalin kerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) pada tanggal 3 Agustus 2024. Penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) yang berlangsung di Jl. Tuparev No.70, Kedungjaya, Kec. Kedungjaya, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, ini ditandai dengan penandatanganan dokumen oleh Wakil Dekan FMIPA UGM, Prof. Drs. Roto, M.Eng, Ph.D. dan Rektor UMC, Arif Nurudin, ST. MT.

Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat hubungan kedua perguruan tinggi, terutama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Melalui MoA ini, kedua belah pihak sepakat untuk saling mendukung dalam pengembangan program studi, pertukaran mahasiswa dan dosen, serta pelaksanaan penelitian bersama.
Di tengah kekhawatiran global terhadap krisis plastik, Tim PKM-RE UGM 2024 menghadirkan solusi inovatif: bioplastik ramah lingkungan yang terbuat dari limbah selongsong maggot dan sekam padi. Di bawah bimbingan Dr. Deni Pranowo, S.Si, M.Si., lima mahasiswa, Affifa (Kimia 2022), Lunetta (Kimia 2021), Ezar (Teknik Nuklir 2021), Marsha (Kimia 2022), dan Dzaky (Kimia 2023), tergabung dalam tim “ChitoPlastics” untuk menjawab tantangan ini.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dampak negatif plastik konvensional terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Diperkirakan pada tahun 2050, sektor plastik akan menyumbang 20% dari konsumsi minyak global dan menghasilkan 26 miliar ton sampah plastik pasca-konsumen, dengan setengahnya dibuang ke lingkungan (Shen et al., 2020). Sampah plastik membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai secara alami (Moshood et al., 2022).