Tim mahasiswa dari Program Studi Kimia FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil meraih Silver Medal dalam ajang Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) kategori Lomba Esai Tingkat Nasional GENESIS 3. Kompetisi ini berlangsung pada 15–16 Februari 2025 di Universitas Mataram, Lombok.
Kelima mahasiswa yang tergabung dalam tim ini adalah Reihan Mouzan Erlangga, Luthfita Keysha A.G, Pangestu Arum Pratiwi, Eduard Christria Sambara, dan Fifi Aulia Yahya, yang semuanya berasal dari Program Studi Kimia angkatan 2021. Mereka mengusung proposal esai berjudul “NanoFer: Inovasi Pupuk Nanomaterial melalui Pendekatan Holistik untuk Pertanian Keberlanjutan di Indonesia.”
NanoFer merupakan pupuk berbasis nanomaterial yang dikembangkan menggunakan kitosan dan alginat sebagai bahan utama. Teknologi ini mengadopsi mekanisme slow release, yang memungkinkan nutrisi terserap secara lebih efisien oleh tanaman. Selain meningkatkan ketahanan pangan, inovasi ini juga mendukung pertanian berkelanjutan dan ekonomi digital.
PKKM merupakan program yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI sebagai bagian dari kebijakan Kampus Merdeka. Program ini bertujuan mendorong perguruan tinggi untuk berinovasi dalam aspek akademik dan non-akademik guna menciptakan lulusan yang kompetitif di tingkat global. Kompetisi GENESIS 3 sendiri diselenggarakan oleh Prisma, IdeaCreativeHub, dan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram. Tahun ini, kompetisi mengusung tema “Optimalisasi Kreativitas Generasi Muda untuk Mewujudkan Indonesia Lebih Unggul” dengan subtema pertanian.
Keberhasilan tim mahasiswa Kimia UGM dalam ajang ini sejalan dengan beberapa tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs), di antaranya SDG 2 (Ketahanan Pangan), SDG 8 (Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan), SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim), dan SDG 15 (Pemanfaatan Ekosistem Daratan). Melalui inovasi NanoFer, tim mahasiswa Kimia UGM menunjukkan bahwa inovasi berbasis sains dan teknologi dapat menjadi solusi konkret bagi tantangan pertanian di Indonesia. Ke depan, pengembangan lebih lanjut serta dukungan dari berbagai pihak diharapkan dapat membawa NanoFer ke tingkat implementasi yang lebih luas guna meningkatkan dampak positif dalam mewujudkan sistem pertanian yang berkelanjutan.