Tim Program Kreativitas Mahasiswa Video Gagasan Konstruktif (PKM-VGK) dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) meluncurkan video inovatif berjudul “Recycle Carbon to Methanol: Sebuah Pendekatan Inovatif untuk Meningkatkan Penyerapan Karbon sebagai Mitigasi Perubahan Iklim dan Pengembangan Industri Berkelanjutan” melalui publikasi video di YouTube (https://www.youtube.com/watch?v=K8-0Qe-FQvk&t=39s). Gagasan ini menawarkan solusi Carbon Capture and Utilization (CCU) yang mengubah gas rumah kaca utama, CO2, menjadi metanol, komoditas kimia bernilai tinggi.
Inovasi ini dilatarbelakangi oleh krisis iklim yang semakin mendesak. Data menunjukkan bahwa CO2 yang dilepaskan dari pembakaran bahan bakar fosil dan industri telah mencapai konsentrasi sangat tinggi, bahkan studi Ke et al. (2024) mengungkapkan efektivitas penyerapan CO2 oleh tumbuhan telah menurun tajam ke angka terendah sejak 2003.
Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Video Gagasan Konstruktif (PKM-VGK) merupakan hasil kolaborasi tim lintas disiplin yang dipimpin oleh Andreska Yoga Bintang Pratama, Ahmad Hanifan, Sabila Dwi Nur Azizah, Roory Zaky Hasya, keempatnya dari Kimia, FMIPA serta Irfan Tri Jatmiko dari Teknik Sumber Daya Air, Fakultas Teknik UGM, dengan dosen Pendamping Mokhammad Fajar Pradipta, S.Si., M.Eng. Solusi yang ditawarkan tim UGM mengadopsi penelitian Olah et al. (2018) melalui metode elektrofotokatalis. Metode ini menggabungkan elektrolisis dan fotokatalisis, memanfaatkan energi sinar Matahari dan katalis, untuk mereduksi CO2 menjadi metanol.
“Metanol dipilih karena perannya yang serbaguna sebagai bahan baku kimia, pelarut, dan bahan bakar alternatif yang bersih,” jelas perwakilan tim.
Proses “Recycle Carbon to Methanol” ini dibagi menjadi lima tahapan utama:
- Collecting Process: Gas CO2 emisi dari cerobong asap pabrik disaring dan dikumpulkan.
- Catalysis Process: Air dideionisasi untuk menghasilkan hidrogen ($\text{H}_2$).
- Thermodynamic Process: Gas CO2 dan H2 direaksikan dalam reaktor menggunakan katalis oktahidroksilftalosianin kobalt (II) ($\text{CoPc}$) yang terbukti efektif (Fang et al., 2024).
- Purification Process: Metanol mentah dimurnikan melalui membran permeasi uap.
- Product Commercialization: Metanol murni disimpan untuk dikomersialkan sebagai produk akhir.
Inovasi ini diharapkan menjadi langkah kecil yang menginspirasi terciptanya energi bersih dan masa depan yang berkelanjutan, sekaligus menunjukkan peran aktif mahasiswa dalam menjawab tantangan global.
Keterkaitan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)
- SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim
- Inovasi ini menyediakan mekanisme langsung untuk menangkap dan mengurangi emisi $\text{CO}_2$ (gas rumah kaca utama) dari atmosfer, mendukung mitigasi perubahan iklim.
- SDG 7: Energi Bersih dan Terjangkau
- Metanol yang dihasilkan dapat berfungsi sebagai bahan bakar alternatif yang lebih bersih, membantu transisi menuju sumber energi yang terjangkau dan ramah lingkungan.
- SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur
- Pengembangan teknologi elektrofotokatalis untuk konversi $\text{CO}_2$ menjadi metanol mendorong inovasi industri dan menciptakan model industri kimia yang lebih berkelanjutan.
Penulis : Andreska Yoga Bintang Pratama
Editor : Mokhammad Fajar Pradipta


