Link berita : https://www.krjogja.com/berita-lokal/diy/yogyakarta/prof-harno-meneliti-tidak-harus-yang-muluk-muluk/
YOGYA, KRJOGJA.com – Upaya membangun daya kritis perlu ditumbuhkan sejak dini. Salah satunya meningkatkan daya kritis dengan mengamati sesuatu masalah yang ada di sekitarnya, atau di lingkungannya. Kemampuan daya kritis dibutuhkan dalam proses penelitian, sehingga muncul usulan atau solusi.
“Dari sekitar kita, bisa diamati. Misalnya ada sampah yang merupakan masalah lingkungan. Banyak yang bisa diamati, dicermati dan diteliti agar masalah tersebut bisa dicarikan solusi,” ungkap Guru Besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM, Prof Dr Harno Dwi Pranowo MSc dihadapan peserta Workshop Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMPN 5 Yogyakarta, Jumat (11/1).
Workshop digelar, salah satunya untuk menjaga tradisi meneliti di kalangan siswa, sekaligus mempertahankan prestasi sekolah di bidang riset, baik nasional maupun internasional. Workshop, sempat ditinjau Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti.
Prof Harno yang merupakan Ketua Umum Himpunan Ahli Kimia Indonesia ini mengungkapkan, untuk memulai penelitian tidak harus dimulai yang muluk-muluk. Dengan belajar mengamati persoalan di sekitar saja, akan muncul ide kreatif.
Dalam kesempatan itu, Prof Harno berusaha memancing para peserta untuk menggali ide penelitian. Dengan memberikan contoh-contoh kecil persoalan lingkungan. Untuk selanjutkan ditangkap oleh peserta dengan memunculkan ide penelitian. Dalam kesempatan itu, sejumlah pertanyan kritis muncul terkait bagaimana penelitian sama dengan orang lain, hingga bagaimana jika mengembangkan hasil penelitian orang lain.
“Agar jangan sama dengan penelitian orang lain, maka kita harus melakukan pengcekan dengan publikasi jurnal. Pengecekan saat ini lebih mudah, dengan kemajuan teknologi informasi. Mengenai pengembangan hasil penilitian, justru bagus,” ungkap Prof Harno. (Jon)