Link berita : https://www.gatra.com/detail/news/423301/teknologi/cucu-marvel-ugm-jadikan-kunyit-detektor-keasaman-sawah
Sleman, Gatra.com – Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada menemukan alternatif mudah untuk mengetahui kadar keasaman atau pH tanah. Melalui kunyit, keasaman tanah diketahui dan produktivitas lahan pertanian pun dapat ditingkatkan.
“Untuk mengetahui tingkat keasaman tanah dilakukan dengan melihat indeks warna kunyit. Dari indeks warna kunyit tersebut dapat diketahui pH tanah juga identifikasi tingkat keasaman tanah,” ujar salah satu peneliti Praditya Rizqi saat ditemui Gatra.com, Kamis (20/6),
Hama dan Penyakit Tumbuhan 2017 ini bercerita, riset ini dimulai rekannya, Arsyadani Tri, mewawancarai kelompok tani ‘Sari Tani’ di Desa Suyudan, Kiringan, Kabupaten Boyolali untuk memenuhi tugas saat ospek UGM.
Dari wawancara tersebut, mahasiswa Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian 2018 itu mendapati fakta bahwa hasil panen mereka menurun. Di Boyolali, produksi padi turun dari 286.237 ton menjadi 275.073 ton pada 2017. Padahal, dari lahan sawah 13.402 hektar di Boyolali, seharusnya dapat menghasilkan 287.334 ton gabah kering giling.
Menurut Rizqi, setelah dicek ternyata tingkat keasaman sawah di sana cukup tinggi. Namun para petani mengatakan tidak tahu kondisi tersebut. Apalagi mereka terkendala oleh harga alat pengukur kadar keasaman yang mahal.
Atas kondisi itu, Arsyadani dan Rizqi mengajak rekan mereka, Dwi Rahmasari dari program studi Kimia, Annisa Kurniawati dari Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, juga Eli Budia dari Ilmu Tanah. Mereka membentuk tim bernama ‘Cucu Marvel’ dan berusaha menemukan cara alternatif mengukur pH tanah.
Rizqi menjelaskan, setelah serangkaian penelitian, mereka berhasil menemukan cara tersebut dengan medium kunyit. Kunyit dipilih karena mudah diperoleh, murah, dan dapat dibudidayakan.
Caranya dengan menyiapkan dua potong kunyit. Salah satu potongan kunyit dimasukkan ke larutan sampel tanah. Sampel diambil di sejumlah titik berbeda pada satu petak sawah. Setelah 10 menit, kunyit diangkat dan dibandingkan dengan kunyit lain yang tak dimasukkan ke sampel.
Apabila warna kunyit memudar, maka lahan tersebut dapat dipastikan memiliki kadar pH kurang dari 7. Artiya tanah ini cenderung bersifat asam. Namun jika warna kunyit berubah menjadi kuning tua, kadar pH-nya lebih dari 7 dan berarti tanah itu cenderung bersifat basa. Selain itu, apabila warna kunyit tetap, tanah itu bersifat netral.
Saat ini tim Cucu Marvel aktif melakukan sosialisasi dan pelatihan deteksi keasaman tanah dengan kunyit di Desa Suyudan, Boyolali. Selain itu, mereka membuat sentra kunyit di dekat sawah petani binaan tim Cucu Matvel.
Mereka berharap cara sederhana ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi petani lain. Tim Cucu Marvel juga sedang menyusun artikel dan karya ilmiah untuk mempublikasikan inovasi mereka secara daring.
Menurut Rizqi, ketika keasaman tanah diketahui tak seimbang, petani bisa menempuh beberapa langkah guna mengembalikan kesuburan tanah. Untuk menetralkan keasaman, tanah harus diberi kapur pertanian dan tambahan bahan organik.
“Jadi setelah terdeteksi oleh kunyit, kita jadi tahu kondisi tanah pada sawah. Jika tanah asam, maka perlu diberikan kapur pertanian, dikenal dengan dolomit, tambahan feses, dan pupuk organik bionet,” ujar Rizqi.