Harianjogja.com, SLEMAN– Dewan Guru Besar Universitas Gadjah Mada (DGB UGM) bersikukuh akan tetap menyelenggarakan sarasehan dengan tema Perilaku Klithih dan Kedamaian Jogja yang sejak awal direncanakan pada Rabu (18/3/2020) besok di Gedung Magister Manajemen UGM meskipun ada kekhawatiran dari berbagai pihak.
Ketua DGB UGM Koentjoro menuturkan rencana penyelenggaraan kegiatan ini memang sempat dipertanyakan oleh sejumlah pihak mengingat pandemi Covid-19 sedang jadi isu di masyarakat. Meski begitu, ia optimistis kegiatan akan berjalan sesuai rencana walau harus dengan penjagaan ketat.
“DIY belum berstatus KLB [kejadian luar biasa]. Saya ingin masyarakat tidak panik dengan isu corona, sementara di Indonesia ada penyakit DBD juga yang perlu diwaspadai. Meski begitu, kami akan terapkan penjagaan ketat,” kata Koentjoro dalam konferensi pers di Ruang Sidang DGB UGM, Senin (16/3/2020).
Penjagaan ketat itu nantinya akan berupa pembatasan peserta, penyediaan hand sanitizer, dan penindakan tegas untuk keluar ruangan bagi peserta yang disinyalir sakit batuk. Mulanya, Koentjoro menargetkan kegiatan itu akan diikuti oleh 100 peserta. Namun, ia akan membatasinya sebanyak 50 peserta saja, meskipun info terakhir sudah ada 60 peserta yang mendaftar.
Rencananya, sarasehan tersebut penting dilakukan lantaran DIY belum punya leading sector untuk penanganan klithih. Acara ini akan menghadirkan narasumber dengan beragam latar belakang, mulai dari Polda DIY, guru besar hukum pidana, Dinas Sosial DIY, hingga masyarakat desa.
Ketua Pelaksana Sarasehan, Bambang Rusdiarso menuturkan lewat kegiatan ini DGB ingin bisa berpikir jernih terkait penanganan klithih. Ia berharap bisa berdiskusi dengan segenap elemen masyarakat untuk merumuskan langkah yang tepat untuk diusulkan kepada Pemda DIY terkait penanganan klithih.
“Klithih ini enggak hanya di Jogja. Di luar Jogja ada kejadian serupa, tapi istilahnya geng motor, tapi selama ini mengapa identiknya Jogja? Makanya kita nanti akan rembug dan kalau bisa usulkan sampai Gubernur untuk sediakan satu tempat khusus untuk anak-anak itu,” jelas Bambang.