Link berita : https://rri.co.id/yogyakarta/teknologi/691767/gemilpah-mesin-pemilah-sampah-otomatis-buatan-mahasiswa-mipa-ugm
KBRN, Yogyakarta : Sekelompok mahasiswa Fakultas MIPA UGM mengembangkan inovasi untuk mengatasi persoalan sampah berupa alat pemilah sampah otomatis yang diberi nama Gemilpah, Gerakan Memilih Sampah. Kreator mesin pemilah sampah otomatis Gemilpah tersebut adalah tiga mahasiswa Fakultas MIPA yaitu Faiz Miftakhur Rozaqi, Ma’ruf Hasan dan Isfan Chairuman Nasution.
Isfan Chairuman Nasution mengatakan, mereka membuat alat pemilah sampah otomatis karena prihatin dengan banyaknya sampah yang ada di lingkungan kita. Pertumbuhan sampah mencapai 170 persen sedangkan pertumbuhan penduduk Indonesia hanya 28 persen dalam 20 tahun terakhir. Padahal hanya 7 persen sampah didaur ulang. Gemilpah, menurut Isfan, dikembangkan dibawah bimbingan Drs. Iqmal Tahir, M.Si., melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) dan berhasil mendapatkan dana hibah Kemenristekdikti.
“Kita melihat perkembangan sampah itu sampai 170 persen, jauh lebih banyak dari perkembangan manusia yang hanya 28 persen dalam 20 tahun terakhir. Ketika manusia meningkatkan kita hambat dengan program KB dsb, bagaimana dengan sampah. Apakah kita peduli dengan sampah, apalagi sampah-sampah ini 71 persen ditumpuk di Indonesia. Sampah hanya ditimbun di TPS sehingga menimbulkan dampak berupa penyakit maupun kerusakan ingkungan,” jelas Isfan Nasution kepada wartawan, Selasa (9/7/2019).
Menurut Isfan, Gemilpah dilengkapi dengan image processing yang akan membantu proses pengelompokan sampah secara spesifik. Image processsing inilah yang bekerja memilah sampah berdasarkan pola-pola gambar yang telah dihimpun dengan mini komputer. Pola gambar akan diterjemahkan kedalam data alogaritma, lalu memerintahkan untuk melakukan tindakan pemilahan sampah. Komputer akan mendeteksi termasuk jenis sampah mana yang masuk, apakah botol, gelas, atau peralatan makan. Lalu, tutup Gemilpah akan membuka sesuai jenis sampahnya. Mesin pemilah sampah ini, menurut Isfan lebih cocok jika ditempatkan di ruang kantor atau sekolah.
“Alat ini sesuai digunakan di kantor seperti adanya sampah botol karena masui banyak orang menggunakan air mineral dalam botol. Kita antisipasi dengan membuang sampah sesuai spesifikasinya agar pengelolaannya lebih mudah, tidak seperti sampah lainnya yang dicampur antara sampah organik dan unorganik,” kata Isfan Nasution. Prototipe pemilah sampah otomatis Gemilpah memiliki ukuran 60x60x50 cm. Dalam satu wadah terdapat tiga tempat sampah berdasarkan jenis sampah yakni botol, gelas, serta peralatan makan seperti sendok, garpu, dan pisau plastik. (mun/edy/yyw).