Link Berita : https://tirto.id/benarkah-hand-sanitizer-yang-mengandung-alkohol-berbahaya-eHkk
Hand sanitizer yang memiliki kandungan utama alkohol memang mudah terbakar dan sebaiknya tidak disemprotkan di dekat api atau kompor yang menyala. Cairan pembunuh kuman atau hand sanitizer menjadi salah satu alternatif untuk membersihkan tangan dan mencegah penyebaran virus Corona jenis baru, COVID-19. Hand sanitizer bisa menjadi pilihan untuk membersihkan tangan saat kita tidak menemukan air atau sabun untuk membersihkan tangan. Namun, akhir-akhir ini di beberapa grup Whatsapp dan di media sosial ramai dengan video yang menunjukkan bahwa hand sanitizer sangat mudah terbakar. Bahkan informasi yang berkembang ada seseorang yang menggunakan hand sanitizer kemudian menyalakan kompor lalu tangannya terbakar.
Lantas apakah hand sanitizer yang bahan utamanya alkohol berbahaya yang bisa menyebabkan tangan terbakar? Profesor Wega Trisunaryanti peneliti sekaligus dosen di Departemen Kimia Fakultas MIPA UGM saat dihubungi redaksi Tirto menjelaskan hand sanitizer memang mudah terbakar karena kandungan utamanya adalah alkohol. “Kalau bahan dasar wajib kan alkohol 70 persen, memang namanya alkohol mudah terbakar, semua ada kelemahan tapi disarankan jangan digunakan dekat kompor, dekat api. Kalau di dapur menyemprot tangan dengan hand sanitizer dan nyalakan kompor jelas berbahaya,” ujar Wega.
Wega menambahkan, etanol (alkohol) merupakan bahan bakar yang jika dicampur dengan bensin menjadi gasohol. “Saya anjurkan gunakan air dan sabun untuk membersihkan tangan jika berada di rumah. Jika berada di luar rumah misal ke pasar, ke ATM, baru gunakan hand sanitizer secukupnya,” katanya.
Amankah membuat hand sanitizer sendiri di rumah? Sementara itu, terkait dengan ramainya pembuatan hand sanitizer sendiri di rumah, Wega mengatakan sebaiknya pembuatan tersebut tidak menggunakan hidrogen peroksida (H2O2). “Untuk pembuatan hand sanitizer jika dibuat oleh orang awam di rumah, sebaiknya tidak menggunakan hidrogen peroksida (H2O2) karena merupakan oksidator kuat dan memiliki sifat korosif. Bahan utama cukup etanol 95-96 persen diencerkan dengan aquadest menjadi 70 persen tambah sedikit glicerol (1,42%). Formula ini lebih aman,” pungkasnya. Penggunaan hand sanitizer yang tidak sesuai justru berbahaya
Sementara itu, penggunaan cairan pembunuh kuman tersebut ternyata bisa jadi membahayakan terlebih jika tidak benar dalam menggunakannya. Dilansir dari laman Centers for Disease Control and Prevention atau CDC, penggunaan hand sanitizer dapat mempertinggi risiko keracunan. Kandungan alkohol yang tinggi di dalamnya acap kali tidak sengaja tertelan, terlebih pada anak-anak. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa pusat-pusat kendali racun AS menerima hampir 85.000 panggilan terkait keracunan pembersih tangan di antara anak-anak sepanjang tahun 2011-2015. Anak-anak menyukai benda-benda yang wangi, berwarna cerah, atau dikemas secara menarik, termasuk di dalamnya adalah cairan pembunuh kuman. Mengatasi hal ini, para orang dewasa disarankan untuk menyimpan hand sanitizer pada tempat yang jauh dari jangkauan anak-anak. Selain itu, penggunaan cairan pembunuh kuman harus di bawah pengawasan para orang dewasa. Sementara, penggunaan cairan pembunuh kuman secara berlebihan juga terbukti membahayakan diri dan membuat sakit.
Piedmont Healthcare menuliskan dalam lamannya, beberapa peneliti percaya penggunaan pembersih tangan secara berlebihan mungkin menyebabkan anak-anak kehilangan kemampuan untuk membangun resistensi terhadap bakteri. Hal ini merupakan salah satu teori yang berkembang terkait kepekaan lingkungan yang berbanding terbalik dengan peningkatan alergi pada anak. “Dengan terus-menerus menggunakan pembersih tangan, Anda menghilangkan bakteri yang membantu membangun sistem kekebalan tubuh Anda, memungkinkan serangga yang kebal antibiotik memasuki sistem Anda dan membuat Anda sangat sakit,” ungkap Samer Blackmon, M.D., seorang spesialis penyakit dalam di Piedmont Healthcare, mendukung teori ini.