Peringatan hari Kartini di Desa Gerbosari, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ini terlihat berbeda dibandingkan dengan perayaan hari Kartini biasanya. Hari Kartini identik dengan peragaan baju daerah serta kreasi kuliner, namun kali ini ibu-ibu Desa Gerbosari mengikuti pelatihan pembuatan batik eco-print . Pelatihan ini diselenggarakan pada 27 April 2019 oleh Laboratorium Kimia Organik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada, sebagai salah satu program pengabdian kepada masyarakat desa binaan. Kegiatan ini mendatangkan narasumber dan juga pelaku usaha eco-print, yakni Ibu Dr. Kun Budiasih dari Universitas Negeri Yogyakarta.
Pembuatan batik eco-print adalah teknik baru dalam membatik. Jika biasanya pewarnaan batik dilakukan dengan menggunakan pewarna sintetik, batik eco-print menawarkan inovasi baru dengan menggunakan pewarna alami (yang lebih ramah lingkungan) yang berasal dari dedaunan dan bunga yang banyak ditemukan disekitar kita. Ibu Kun menyatakan bahwa Desa Gerbosari memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan batik eco-print karena memiliki bahan baku pewarna alam yang melimpah, seperti daun jati. Selain daun jati, daun mangga, daun lanang, daun belimbing serta daun kersen bias dimanfaatkan sebagai pewarna alam, tambah Ibu Kun. Selain memberikan warna, daun daun tersebut dapat memberikan motif daun yang cantik pada kain yang digunakan.
Dengan memadukan sains dan seni, pembuatan batik eco-print sangatlah mudah dan menyenangkan. Awalnya, berbagai jenis daun diletakkan dengan berbagai pola di atas selembar kain. Selanjutnya, kain digulung dan direndam beberapa saat di larutan pengikat zat warna, seperti tawas dan tunjung. Tahap terakhir, kain dikukus selama 2-3 jam.
Sepanjang pelatihan ini, Ibu-ibu desa Gerbosari terlihat sangat antusias dalam menghiasi kain selendang dengan berbagai jenis daun. Tanggapan positif dating dari seluruh peserta pelatihan. Ibu Nur, perwakilan ibu Desa Gerbosari, mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat dalam pemberdayaan wanita di desa ini. Di akhir acara, sebanyak 17 helai selendang eco-print telah berhasil dibuat oleh Ibu-Ibu PKK ini. Oleh Laboratorium Kimia Organik UGM, sebagian helai selendang tersebut akan disampaikan ke Bupati Kulon Progo, sehingga nantinya diharapkan agar kegiatan eco-print di desa Gerbosari dapat didukung secara optimal oleh Kabupaten Kulon Progo. Selain memberi pelatihan, Laboratorium Kimia Organik juga memberikan sedikit modal guna menginisiasi pembentukan kelompok-kelompok kecil perajin batik eco-print di desa Gerbosari. Untuk tahap selanjutnya, berbagai jenis pelatihan akan dilakukan untuk merealisasikan Desa Gerbosari sebagai Sentra Batik eco-print di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.