Dr. Agus Kuncaka DEA menjadi nara sumber pada acara Bincang Hari ini di JogjaTV Selasa 3 April 2018 bersama pak Ahmad Sudarman, Nasih Widya Yuwono, S.P., M.P. dari fakultas Pertanian UGM dan petani dukuh Kalimati, Kalasan. Acara Bincang Hari Ini menjadi wahana untuk deseminasi kegiatan riset para peneliti yang telah dapat diterapkan secara langsung ke masyarakat pengguna.
Dr. Agus Kuncaka, DEA, staf pengajar departemen Kimia FMIPA UGM mengembangkan terobosan baru yaitu membuat pupuk berbahan biochar atau arang hasil proses piroliss biomassa yang mengandung senyawa paramagnetik dan dapat menyerap protein. Kandungan biochar pada pupuk yang diberinama Slow Release Organic Paramagnetic (SROP) ini tidak hanya mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Lebih dari itu, biochar mampu menyerap karbon di udara
Pupuk srop, lanjutnya, secara molekular mampu mendukung terbentuknya sistim kesetimbangan kimia dari nitrogen udara ke arah pembentukan ammonium dan ion nitrat secara mikrobiologi yangs ekaligus dapat menghambat pelepasan ammonia dan nitogen oksida. Pupuk ini juga dapat mendukung terbentuk sistim reaksi radikal air yang dapat mempercepat pembentukan lignin sehingga pertumbuhan tanaman dapat dipacu. Disamping itu, pupuk srop juga berfungsi sebagai sistim pelepas lambat ion ammonium dan nitrat ke tanaman.
Selain dimanfaatkan warga balong, pupuk ini juga digunakan petani di Pakisaji, Candibinangun, Pakem, Sleman untuk memupuk padi jenis Situbagendit. Di daerah Dieng, Jawa Tengah pupuk srop juga digunakan untuk tanaman kentang. Dan hasilnya pun cukup menggembirakan. Per batang bisa mencapai 1,1 kilogram dengan kualitas A dan B. Sementara kalau biasanya tanpa pupuk ini hanya dihasilkan per batangnya sekitar 0,7 kilogram.