Ditulis oleh : M Fajar Pradipta & Niko Prasetyo.
Keluarga Mahasiswa Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (KMK FMIPA UGM) kembali mengadakan acara yang menarik, seru, keren, serta bermanfaat. Kegiatan Kunjungan Industri tahun 2016 (KI 2016) kali ini bertempat di kota Jakarta. Pelaksanaan KI 2016 bertepatan dengan liburan minggu tenang menjelang ujian akhir semester genap, tepatnya tanggal 30-31 Mei 2016. Tahun ini KI 2016 direncanakan akan berkunjung ke PT. Asahimas Flat Glass Tbk, Coca-Cola Amatil Indonesia, Prodi Kimia FMIPA Universitas Negeri Jakarta, MetroTV, PT Kalbe Farma Tbk, dan PT. Kao Indonesia serta diakhiri dengan liburan ke Jalan Asia Afrika di kota Bandung.
Kegiatan ini bertujuan memperluas pengetahuan mahasiswa dalam lingkungan dunia kerja serta mendorong mahasiswa agar mempunyai rasa kedisiplinan dan tanggung jawab serta memberikan gambaran aplikasi ilmu Kimia dalam dunia industri. Diharapkan dengan semakin luas wawasan dan pengalaman yang diperoleh, maka akan semakin besar peluang karir yang akan diperoleh mahasiswa setelah lulus nantinya.
Ketua panitia kegiatan ini adalah Cicilia Intan Sekar Pitaloka dengan didampingi oleh dua orang dosen yaitu Mokhammad Fajar Pradipta dan Niko Prasetyo. Rombongan yang berjumlah 48 orang mahasiswa yang terdiri dari beberapa angkatan dan 2 orang dosen berkumpul di Kampus MIPA hari Minggu, 29 Mei setelah sholat ashar dan berangkat tepat pukul 18.05 WIB menggunakan bus dari Jutis Tour dengan pemandu perjalanan Mas Ajud.
Perjalanan menuju kota Jakarta memakan waktu lebih dari 10 jam sehingga tidak memungkinkan bagi rombongan untuk tiba di Jakarta sebelum jam kantor dimulai. Oleh karena itu, rombongan transit dahulu di restoran yang terletak di perbatasan kota Purwakarta pada pukul 04.30 WIB. Semua anggota rombongan mempersiapkan diri dengan menjalankan ibadah, mandi, dan sarapan pagi. Perjalanan kemudian dilanjutkan pukul 06.00 WIB untuk mengnhindari kemacetan menuju Jakarta yang rutin terjadi di hari kerja. Benar saja, rombongan KI 2016 tiba di PT. Asahimas pada pukul 10.15 WIB, mundur satu jam dari jadwal yang sudah direncanakan.
Rombongan diterima oleh HRD PT. Asahimas Flat Glass Tbk, Bapak Aditya, di Safety Training Centre. Beliau menjelaskan tentang sejarah berdirinya PT. Asahimas yang merupakan bentuk kerja sama dari Asahi dengan PT. Rodamas. PT. Asahimas merupakan pionir industri kaca di Indonesia. Beberapa hal mengenai keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja (K3), bagian-bagian produksi, dan proses pembuatan kaca lembaran juga termasuk ke dalam materi persentasi dari beliau. Banyak hal menarik yang beliau paparkan, termasuk motto utama penghentian produksi apabila keselamatan kerja kurang terjamin.
Asahimas Flat Glass Tbk melayani pembuatan kaca lembaran, tempered glass dan laminated glass. Karena keterbatasan waktu dan tempat, maka rombongan dibagi menjadi 2, pertama mengunjungi unit pembuatan kaca lembaran bening di F3 (cerobong furnace 3), dan rombongan kedua di unit pembuatan kaca berwarna, F4. Secara umum, proses produksi antara Line F3 dan F4 sama, hanya di Line F4 terdapat bagian tambahan yang bertujuan untuk memberi warna pada kaca.
Rombongan diajak melihat proses pembuatan kaca sejak pencampuran bahan mentah sampai pemotongan. Bahan mentah pembuatan kaca antara lain: pasir silika [SiO2], dolomit [CaMg(CO3)2], soda abu [Na2CO3], feldspar [R2O.Al2O3.6SiO2, dimana R: Na atau K], salt cake [bentuk tidak murni dari Na2SO4], dan cullet [merupakan pecahan-pecahan kaca atau kaca yang berasal dari produk tak lolos quality control. Cullet berfungsi untuk menurunkan temperatur leleh dari bahan baku. Cullet yang diumpankan sebanyak 25% dari total bahan baku]. Komponen sekunder juga ditambahkan untuk memperbaiki sifat fisik dan mekanik. Pertama dilakukan penggilingan, pengayakan dan pencampuran bahan baku sebelum dicairkan dalam tungku (furnace) pada suhu 1600 oC. Bahan cair dialirkan ke dalam sebuah kolam berisi cairan timah (Sn) panas. Kecepatan aliran bahan cair ini merupakan pengatur tebal tipisnya kaca lembaran yang akan diproses. Kaca akan mengapung di atas cairan timah karena perbedaan densitas di antara keduanya. Kaca ini tetap berupa cairan dengan pasokan panas yang berasal dari pembakar di bagian atas kolam. Pengendalian temperatur di dalam kolam dilakukan agar kaca tetap rata di kedua sisinya serta pararel. Cairan kaca dilewatkan kedalam “annealing lehr” yang bergerak di atas roda berjalan. Pendinginan kaca sampai temperatur ruang secara perlahan-lahan untuk menahan regangan sampai titik maksimumnya, sehingga dapat dicegah timbulnya tegangan-tegangan antar molekul pada kaca tidak merata yang menimbulkan kepecahan. Lembaran kaca dipotong sesuai permintaan.
Selepas dari PT. Asahimas, perjalanan kemudian dilanjutkan menuju ke PT. Coca-Cola Amatil Indonesia, salah satu pabrik merk minuman yang cukup ternama di Indonesia. Kunjungan ke PT. Coca-Cola Amatil kembali diwarnai dengan keterlambatan mengingat cukup padatnya arus lalu lintas di kawasan industri tersebut. Akibatnya, kami baru tiba di PT. Coca-Cola menjelang pukul 15.00 WIB. Dahaga dan penatnya perjalanan seketika hilang dengan adanya minuman dingin yang diberikan secara cuma-cuma oleh PT. Coca-Cola. Kunjungan industri ini ternyata bersamaan dengan kedatangan rombongan dari dua universitas yang lain, alhamdulillaah kedatangan kami tepat ketika acara melihat proses produksi akan dimulai. Bagian yang menarik ketika berada di proses produksi adalah kebersihan alat produksi yang tetap dijaga meski produksi sedang berlangsung mulai dari proses pencampuaran bahan baku hingga pengemasan ke produk jadi. Selepas dari melihat proses produksi, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pemaparan oleh PT. Coca-Cola termasuk bagaimana PT. Coca-Cola menanggapi isu negatif mengenai salah satu produk minuman mereka dan diakhiri dengan penyerahann souvenir dari masing-masing rombongan kunjungan industri.
Dikarenakan waktu yang sudah sore serta kemacetan Jakarta, maka agenda berikutnya yaitu silaturahmi ke Prodi Kimia Universitas Negeri Jakarta terpaksa dibatalkan dan perjalanan kemudian dilanjutkan menuju Metro TV. Kami akan menghadiri program “I ‘m possible”, suatu program motivasi yang disiarkan setiap hari minggu pukul 20.00 – 21.00 WIB. Tema yang diambil adalah “I am survive” sebagai jawaban apabila kita ditinggalkan sesuatu atau seseorang yang penting dan berpengaruh dalam hidup kita. Setelah agenda yang padat di hari pertama, akhirnya kami bisa beristirahat di Pondokan Wisma Haji Pondok Gede pada senin tengah malam.
Lanjut ke hari 2.