Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bagi para pemeriksa BPK pada tanggal 20-21 Juni 2024. FGD ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan terkait pengelolaan persampahan di Provinsi DIY, khususnya terkait penutupan TPA regional Piyungan dan kebijakan desentralisasi pengelolaan persampahan.
Acara yang bertempat di Kantor BPK DIY Jl HOS Cokroaminoto ini diikuti oleh para pemeriksa BPK yang akan bertugas melakukan audit pengelolaan persampahan. Salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut adalah Drs Iqmal Tahir Msi, Dosen Departemen Kimia Fakultas MIPA UGM dan juga staf ahli Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM. Selain narasumber dari akademisi, ada juga narasumber dari perwakilan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi DIY serta perwakilan dari DLH Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.
Drs Iqmal Tahir Msi memaparkan best practice pengelolaan sampah dan desentralisasi pengelolaan sampah di Yogyakarta. Dalam paparannya, beliau menyampaikan bahwa permasalahan sampah yang kompleks di Yogyakarta disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
- Rendahnya kesadaran masyarakat untuk bertanggung jawab terhadap sampah.
- Masih banyak masyarakat yang menganggap sampah adalah urusan pemerintah.
- Sistem pengelolaan sampah yang masih terpaku pada “buang-kumpul-angkut-timbun” dengan muara di Tempat Penimbunan Akhir (TPA).
Penutupan TPA Piyungan dikhawatirkan akan mengakibatkan penumpukan sampah besar-besaran dan menimbulkan keresahan masyarakat sampai dianggap kondisi darurat sampah. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dipaparkan beberapa sumber permasalahan dan upaya umum yang kemudian biasa dilakukan masyarakat seperti pembuangan sampah ke tempat sampah ilegal, pembuangan ke sungai dan pembakaran. Dampak dari hal ini diuraikan terkait upaya untuk mengatasinya. Pada prinsipnya diuraikan upaya mengatasinya adalah melalui pengurangan seperti penerapan 3R (reduce, reuse dan recycle). Setelah itu baru dilakukan upaya pengolahannya termasuk beberapa teknologi tepat guna untuk mengatasi beberapa jenis sampah. Ditawarkan juga beberapa solusi yang berpotensi diterapkan sebagai upaya untuk mengatasi masalah penumpukan sampah ini. Dari gambaran ini maka diharapkan peserta FGD memperoleh gambaran utuh terkait sampah dan upaya pengelolaannya secara lebih sistematik.
Upaya pengelolaan sampah yang sistematis dan berkelanjutan di Yogyakarta diharapkan dapat mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 6 (Air Bersih dan Sanitasi), SDG 11 (Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan), dan SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).
FGD ini merupakan langkah penting dalam mempersiapkan BPK DIY untuk melakukan audit pengelolaan persampahan pasca penutupan TPA Piyungan. Dengan pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh, para pemeriksa BPK diharapkan dapat melakukan audit secara efektif dan berkontribusi dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan di Yogyakarta.
Penulis: Drs Iqmal Tahir, M.Si
Editor: Mokhammad Fajar Pradipta
Fotografi: Drs Iqmal Tahir, M.Si